Kewajaran dalam Hidup
Aku bertemu seseorang yang akhirnya aku cintai, kami ingin meraih satu sama lain.Aspal yang kotor, kulit di permukaan baja.Jika kita lebih memilih kehangatan daripada cuaca dingin,Maka wajah – wajah kita yang kotor ini, adalah suatu kewajaran dalam hidup.
Ada suatu gertakan dan bentakan seseorang yang membuat kita melangkah maju.Maka kami akan menyanyikan sesuatu, lagu untuk orang – orang munafik itu.Jika kau membutuhkan suatu alasan untuk maju,Kemarahan, atau apapun itu,Itu adalah suatu kewajaran dalam hidup.
Agar mentari segera terbit dan mengeringkan air mataku.Aku terus menunggu dan menunggu dengan sabar hingga aku lelah.Aku selalu ingin menggapainya, semenjak hari itu dimana semuanya hancur.Suatu pagi disaat aku akhirnya diselamatkan.
Layak – layak saja menghancurkan dunia untuk mencari kehangatan.Kami tak bisa bersama – sama. Kesepian dengan kesepian.Ada apa dalam perjalanan – perjalanan itu?Kebiasaan yang menertawakan rasa sakit.
Tidaklah akan ada banyak hal yang kita sesali.Jika saja kita tak punya hati.
Aku berkenalan dengan seseorang yang akhirnya menjadi teman.Kami saling berbagi tentang diri kami.Kami melangkah maju dengan langkah yang beriringan.Perutku bahkan mengkhianatiku, malam dimana kami minum – minum hingga subuh,Tergeletak di pinggir jalan,Namun itu adalah suatu kepantasan dalam hidup.
Kita terus mencari dan mencari, untuk menggantikan yang hilang.Mungkin tak berhasil, dan kita justru kalah akan keadaanBerharap keberuntungan berbalik ke arah kita, menghadapi sesuatu yang rasanya tidak mungkin.Namun bahkan jejak kaki yang telah hilang, haruslah tetap dinamakan sebuah perjalanan.
Layak – layak saja membohongi dunia untuk segala yang kita miliki.Kami tak bisa hidup berjauhan, para kesepian yang telah menemukan satu sama lain.Ada apa dalam perjalanan – perjalanan itu?Raut wajah yang menunjukkan bahwa akan ada rasa sakit membebani.
Untuk melindungi yang aku cintai, aku telah menghancurkan banyak hal.Sangatlah banyak harapan yang tiba – tiba aku akhiri.Berjalan melewati kepingan – kepingan yang rusak. dengan kaki telanjang, terjatuh setelah berjalan satu langkah kemudian.Aku akan menyambut kematian dengan satu langkahku itu.Karena itu adalah suatu kewajaran dalam hidup.
Kehilangan sesuatu adalah layak – layak saja meskipun hati telah memberikan yang terbaik.Namun kesedihan tak bisa langsung beralih menjadi kebahagiaan.Ada apa dalam perjalanan – perjalanan itu?Jawabannya adalah aku yang sekarang.
Kita dapat dengan mudahnya mengakhiri suatu harapan,Jika saja kita tak punya hati.
Cahaya dan kegelapan